<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-1698077076686711"
crossorigin="anonymous"></script>
Bagi kita yang pernah mengalami hidup disaat era orde baru, sebagaian
orang merasa adanya perubahan terutama dalam kehidupan bermasyarakat. Mungkin ada
yang merasakan apa yang saya rasakan, dan ada pun yang berbeda. Hal itu adalah
sebuah kewajaran dan bisa saya pahami karena itulah manusia. Pasti berbeda –
beda dalam menyimpulkan atau menyikapi kondisi dan yang dilami atau dirasakan.
Bagi saya, terlepas dari pro kontra terkait cerita era orde
baru, namun dari
prespektif pandangan saya yang hidup di tahun 80-an terkait dunia anak semasa kecil saya. Pengalaman
masa kecil saya saat itu adalah masa kecil yang indah dengan cerita semasa kanak
– kanak yang benar – benar dunia anak – anak Indonesia. Di saat yang sama, saya
yang kala itu menghabiskan masa kecil saya di Kabupaten Fakfak Provinsi Irian
Jaya merupakan salahsatu kota kecil pulau cendrawasih. Dimana permainan tradisional
kala itu sangat berketergantungan dengan alam berupa tanah, pasir dan batu
dikombinasikan dengan alat main seperti kelereng, karet gelang bahkan hingga
memanfaatkan cangkang siput atau kerang agar menjadi sebuah permainan yang
menyenangkan.
Belum lagi permainan dengan memanfaatkan tanaman yang
dijadikan senjata untuk bermain perang – perangan, kulit jeruk bali yang
dijadikan mobil – mobilan, dan masih banyak lagi permainan – permainan hasil
dari kreasi berbahan dasar hasil dari alam yang ada untuk dimanfaatkan menjadi
sebuah mainan.
Musim liburan tiba, dan itu serentak setahun sekali di
seluruh Indonesia. Hampir setiap tahunnya saya berlibur ke pulau jawa dengan
keadaan yang tentunya jauh berbeda dengan daerah asal saya saat itu di Irian
Jaya tentunya. Surabaya sebagai kota di pulau jawa yang juga kota terbesar dan
metropolitan setelah Ibukota Jakarta pastinya merupakan kota yang modern baik
dari fasilitas Pendidikan maupun fasilitas di kota itu sendiri karena kemajuan
yang pesat dari hasil pembangunan Indonesia yang sebagai Negara berkembang. Meskipuan
perbedaan itu sangat mencolok dari segi pembanguanan infrastruktur maupun penduidikan,
akan tetapi dunia anak – anaknya ternyata nyaris sama. Jadi permainan apa yang saya
dan teman – teman mainkan di daerah asal, ternyata juga menjadi permainan anak –
anak di Kota Surabaya. Sehingga disitu saya bisa cepat untuk beradaptasi dan
tidak merasa ketinggalan terkait dunia anak.
Namun ada juga yang tidak saya temukan di daerah asal saya,
dimana angka kriminalitas yang nyaris tidak ada, berbeda dengan di Surabaya, yang
angka kriminalitasnya lumayan tinggi. Akan tetapi saya pun mendengar obrolan –
obrolan orang – orang dewasa saat itu bahwa Negara tidak tinggal diam melihat
kondisi terganggunya keamanan, ada istilah petrus yang sering disebut – sebut dan
masyarkat pun menyambut baik karena dampak positif yang langsung terasa bahwa
kondisi tidak aman itu tak berlangsung lama. Angka kriminalitasnya pun benar –
benar ditekan sehingga secara signifikan mengakibatkan menurunnya angka
kriminalitas tersebut.
Jadi, bila dibandingkan dengan kondisi saat ini dengan
maraknya penculikan anak yang menjadikan anak merasa tak lagi merasa aman, serta
pengaruh bebasnya informasi yang sudah tidak terkendali lagi, berdampak negative
bagi dunia anak – anak yang berakibat fatal dengan hilangnya karakter anak
Indonesia, ini merupakan ancaman sangat serius sebenarnya karena dunia anak
adalah cikal bakal dalam mencetak generasi penerus untuk masa depan sebagai
generasi yang berkarakter, unggul demi Indonesia yang maju dan bermartabat.
Itu mungkin, singkat cerita
semasa kecil saya dulu di era orde baru tepatnya ditahun 80-an dimana
anak – anak kala itu yang benar – benar diberikan oleh Negara ruang yang bebas
dan luas untuk bermain, berkreasi namun tidak mengganggu aktifitas Pendidikan, sehingga
kualitas Pendidikan dasar serta pembentukan karakter sebagai anak Indonesia
tetap terjaga dan berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.
Semoga Pemerintah, dalam hal ini para pemimpin di Negeri ini
dapat mengembalikan dunia anak Indonesia yang sesungguhnya agar indahnya dunia
anak yang pernah saya alami juga dapat dialami oleh anak cucu.
#ekahope
#sayaindonesia