Selasa, 09 Juli 2019

Politik "KONYOL?"


Pada tahun 2019, Indonesia melaksanakan Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif untuk kali pertama secara bersamaan, dan inipun tercatat dalam sejarah. Namun hawa panas mulai terasa sejak awal tahun 2018, ini merupakan kondisi yang kurang baik dalam proses menjelang pesta demokrasi terbesar dalam sejarah demokrasi Indonesia, bahkan mungkin dunia. Dimana sebelumnya, edukasi tentang politik terasa sangat kurang didapatkan masyarakat, dikarenakan perseteruan antar elit politik disuguhkan terus menerus sejak tahun 2014. Bahkan istilah HOAKS sudah jadi santapan sehari - hari, karena seringkali mewarnai pemberitaan berbagai media, baik isu - isu tentang munculnya kembali komunis, isu - isu tentang intervensi Tiongkok terkait ekonomi dengan banyaknya hutang, serta masuknya jutaan tenaga kerja asing unskill, bahkan sampai isu - isu tentang Agama.
Namun ditengah hiruk pikuk tersebut, mendorong banyak kalangan di masyarakat menjadi peduli politik, ditandai dengan munculnya relawan - relawan.
Tentunya ini hal positif  dalam proses demokrasi terkait pendidikan politik, karena memunculkan minat masyarakat yang mulai tertarik terhadap politik. Akan tetapi, hal ini kurang dirasakan dalam Pemilihan Legislatif, yang juga dilaksanakan dalam waktu bersamaan, disebabkan masyarakat lebih terkonsentrasi terhadap Pilpres. Perihal kurangnya ketertarikan itu tadi, seperti sebelum - sebelumnya kampanye ala Calon Legislatif (Caleg) dengan kemampuan finansialnya terjadi dimana - mana, tanpa disadari itu merupakan upaya pembodohan kepada masyarakat, yang dilakukan para politisi dalam hal ini terutama para caleg, dibantu politisi - politisi lain bukan caleg yang tergabung dalam tim pemenangannya.
Pertimbangan finansial dalam Pileg bagi saya, disebabkan difungsinya partai politik selama ini yang lebih menerapkan politik praktis. Praktis saja, masyarakat jenuh bahkan apatis terhadap politik. Pemilih sudah tidak lagi berfikir panjang, bahkan tidak peduli dengan pemikiran serta konsep - konsep, akan tetapi apa yang diperoleh saat itu juga, dan hal ini dimanfaatkan para politisi sehingga ibarat pasar, dimana pertemuan penjual dan pembeli.
Situasi ini, tentunya menjadikan harapan rakyat dalam memilih wakil rakyat yang merakyat hanyalah tinggal harapan, karena di satu sisi caleg mengeluarkan uangnya untuk mendapatkan haknya terkait suara, di sisi lain pemilih dalam hal ini rakyat pun telah mendapatkan haknya berupa uang ataupun lainnya terkait suara yang diberikan untuk menjadikan caleg sebagai wakil rakyat terpilih untuk 5 tahun ke depan.
Semoga saja, apa yang terjadi selama ini di setiap pemilu apa saja dan dimana saja di Indonesia, kita semua punya peran penting dalam proses politik, karena semua kebijakan yang ada di negara kita merupakan kebijakan politik.
Jika kita cerdas dalam memilih, tentunya pilihan kita juga politisi cerdas, sebaliknya jika kita konyol, hanya dengan mempertimbangkan seberapa besar  yang didapat, tentunya pilihan kita juga politisi konyol yang hanya mengandalkan uang atau mungkin popularitas saja, maka yang terjadi kelak adalah kebijakan - kebijakan konyol.

#ekahope
#politikkonyol
Share:

1 komentar:

  1. Caesars Casino Review - DWD
    In addition, we 의왕 출장샵 can find many others that do the 경기도 출장샵 same. 밀양 출장샵 We want 목포 출장안마 to make sure that you enjoy the casino and slots and 광주 출장마사지 get the best welcome bonuses.

    BalasHapus

Informasi