• This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

  • ekahope

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

  • [SAYA INDONESIA]

    Menggalakkan gotong royong, rasa kepedulian serta menanamkan semangat Pancasila dalam kehidupan sehari - hari

  • Partai BERKARYA

    Saatnya BERKARYA, bukan bergaya

  • PARTAI BERKARYA (Nomor 7)

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 30 Maret 2018

Kedermawanan Yang Tertukar




Seorang wanita bertanya pada penjual telur yang sudah tua.
Wanita :"Berapa harga telurnya?"
Penjual telur menjawab : "Satu butir harganya Rp2.500,- Nyonya."
Wanita : "Saya mau mengambil 6 butir tapi dengan harga Rp12.500,- atau kalau nggak ya udah, nggak jadi beli."
Penjual telur menjawab : "Baiklah, mungkin ini awal yang baik karena dari tadi tak ada satupun telur yg berhasil saya jual."

Wanita itu mengambil telur - telur tersebut dan berjalan dengan perasaan senang bahwa dia sudah menang. Kemudian dia masuk ke dalam mobil mewahnya dan pergi ke restoran bersama temannya. Di sana, dia bersama temannya memesan apapun yang mereka sukai. Mereka makan sedikit dan menyisakan banyak dari apa yg sudah mereka pesan. Kemudian wanita tersebut membayar tagihannya. Tagihannya sebanyak Rp 450.000. Dia memberikan uang Rp 500.000 dan berkata bahwa kembaliannya untuk sang pemilik restoran saja.

Kejadian seperti ini mungkin terlihat normal bagi pemilik restoran, tapi sangat menyakitkan bagi penjual telur yang sudah tua.

Intinya adalah: "Mengapa kita selalu menunjukkan bahwa kita punya kuasa ketika kita membeli dari orang2 yg membutuhkan? Dan kenapa juga kita jadi dermawan kepada orang2 yg bahkan tidak membutuhkan kedermawanan kita?"

Suatu ketika saya pernah membaca:
"Ayahku biasa membeli barang2 remeh-temeh dari orang miskin dengan harga tinggi, walaupun dia tidak membutuhkan barang - barang tersebut. Kadang - kadang dia bahkan membayar lebih untuk itu. Aku tertarik pada hal ini dan lantas bertanya mengapa dia melakukannya? Kemudian ayahku menjawab, 'Anakku, ini adalah sedekah yang terbungkus dengan harga diri.'"

Seringkali pedagang dianggap pengemis
Padahal si pembeli yg suka menawar harga itulah yg sama dengan pengemis.
Berdaganglah, karena akan melatih kesabaranmu.
Pembeli adalah raja, Tapi seorang raja yang baik tidak akan menawar - nawar dagangan, minta diskon, bonus dll.
Raja tidak akan menghambat rejeki org lain dengan menunda - nunda pembayaran.
Jadilah raja yang baik, tanpa menawar dan jual beli yang disukai adalah ada uang ada barang. Yang menunda - nunda pembayaran bukan jual beli, tapi kredit.

Seringkali terjadi

#ekahope
#sayaindonesia


Share:

Sabtu, 17 Maret 2018

Lawan Kapitalisme



Semangat anti kapitalis yang lantang disuarakan oleh Bapak H. Prabowo Subianto dibeberapa pidatonya  benar – benar menyadarkan  kita bahwa bangsa ini dalam kondisi tidak baik terutama bagi sebagian besar rakyat Indonesia yang adalah rakyat prasejahtera bahkan di bawah garis kemiskinan.
kapitalis mungkin lebih identik dalam dunia ekonomi karena berkaitan dengan uang dimana uang adalah modal utama dalam sebuah pergerakan ekonomi baik makro maupun mikro yang ditunjang tentunya dengan potensi yang ada terutama sumber daya manusia baik kuantitas maupun kualitas ditambah lagi kreatifitas. Dengan ketatnya persaingan usaha saat ini bisa dilihat dominasi kekuatan uang lebih terlihat dan mungkin uang adalah segalanya maka kapitalisme itu muncul bahkan merambah dan masuk ke dalam dunia politik.
Kapitalisme dalam dunia politik bisa terasa dan bahkan begitu nampak ke permukaan sehingga ini menjadi sebuah kewajaran dalam  perpolitikan Indonesia. Angka  yang tertera di etalase menunjukkan harga produk politik yang dipajang di etalase Partai politik,  tinggal bagaimana pemilik uang memilih mau untuk kepala daerah ataupun legislator. Sehingga partai politik ibarat swalayan dimana pembeli akan meninggalkan swalayan setelah membeli dan memperoleh  barang yang diinginkan. Sedangkan kader hanya dicetak sebagaimana fungsinya hanya menjaga dan melayani pengunjung swalayan saja. Di internal Partai politik yang menjalankan sistem kapital itu sendiri mempengaruhi sistem partai yang seharusnya,  dimana kader yang loyal  dan berpotensi tidak bisa berbuat banyak tanpa ada uang karena kalah bersaing  dengan kader yang mungkin tidak berpotensi tapi memiliki uang, kondisi ini sangat – sangat bertolak belakang dengan semangat Prabowo Subianto yang anti kapitalis.
Harapan saya Partai GERINDRA dengan semangat Prabowo Subianto sebagai figur yang menjadi inspirasi dan semangat bagi Partai dan kadernya bisa benar – benar menjalankan sistem tanpa ada unsur kapitalisme didalamnya karena itu bertentangan dan bertolak belakang dengan perjuangan serta cita – cita beliau.  

#ekahope
#sayaindonesia


Share:

Prediksi Politik



Politik itu ibarat pedas, makanan itu serasa nikmat jika ada pedasnya  bagi penyuka pedas tapi untuk orang yang tidak suka pedas adakalanya orang yang tidak suka atau tidak kuat pedas tetap saja saat – saat tertentu ataupun untuk makanan – makanan tertentu ingin dinikmati dengan ada pedas - pedasnya meskipun itu hanya sedikit.
Begitu menarik cita rasa pedas itu, entah pedas dari cabe, merica dsb. Sehingga saya pun berani mengibaratkan politik dengan pedas. Jadi bohong jika ada yang mengatakan sama sekali tidak tertarik dengan politik bahkan anti. Saya pun mengakui itu bahwa saya tetarik dan bahkan mungkin suka politik. Begitu kuatnya daya tarik politik dalam kehidupan kita maka perlu kita untuk memperluas wawasan tentang politik. Sebenarnya salahsatu peran partai politik adalah wadah dimana kita untuk bisa mempelajari politik agar wawasan kepolitikan kita bisa lebih baik dan hasil dari politik yang diterapkan bisa mencapai tujuan yang baik untuk semua.
Sederhananya tolak ukur perpolitikan di suatu negara dikatakan maju dan tidak, bisa dilihat dari jumlah partai. Semisal di Amerika dengan kualitas sumber daya manusia yang relatif maju hanya memiliki dua partai politik yakni Parti Demokrat dan partai Republik. Dan di Indonesia menurut saya sejak Indonesia ini merdeka hingga saat ini kita yang masih menata yang namanya rumah politik, ibarat rumah politik yang masih butuh perabotan atau perlengkapan apa yang dibutuhkan dan masih lebih ke uji coba. Di saat orde lama jumlah partai politik jumlahnya banyak dan di era orde baru jumlah partai hanya tiga partai politik dan itu sebuah kemajuan menurut saya jika tolak ukur yang diawal saya sampaikan tadi yakni jumlah partai politik. Dan mungkin untuk sebagian orang perabotan atau perlengkapan rumah yang ada masih dirasa tidak baik atau bagus sehingga di era reformasi kembali lahir partai – partai politik  yang jumlahnya puluhan. Dengan berjalannya waktu serta dinamika perpolitikan yang dilalui maka saat ini jumah partai politik yang ada berkurang jumlahnya bukan lagi puluhan namun berkurang  menjadi belasan.
Saya memprediksi dimana begitu luasnya dunia informasi yang dijangkau oleh masyarakat serta pengalaman, harapannya wawasan perpolitikan bisa lebih baik dengan diukur dari jumlah partai politik yang lebih sedikit jumlahnya di tahun 2018  ini, kedepannya akan terus menyusut dan bisa jadi hanya tiga partai politik saja seperti di era orde baru. Semoga prediksi saya ini yang terpenting adalah partai politik  yang diibaratkan perabot atau kelengkapan di dalam rumah politik membuat penghuninya dalam hal ini rakyat bisa hidup nyaman dan menjadi tuan rumah di rumah kita sendiri.

#ekahope
#sayaindonesia


Share:

Rabu, 14 Maret 2018

Tarif tol Jakarta - Surabaya untuk Mudik 2018




Dengan telah diberlakukannya sistem tol integrasi sejak tahun lalu, maka sistem pembayaran dibagi menjadi dua cluster. Cluster pertama merupakan gabungan dari tol Jakarta-Cikampek dan Cikampek-Palimanan dan Purbaleunyi ke arah Bandung. Jadi, nanti masuk pintu tol Cikarang Utama, ambil tiket. Kemudian, baru bayar di pintu tol Palimanan.

Di Cikarang Utama-Palimanan, pemudik akan dikenakan tarif Rp 109.500. Dengan rincian Cikarang Utama-Cikopo Rp 13.500 dan Cikopo-Palimanan Rp 96.000.

Kemudian, pemudik bisa melanjutkan kembali perjalanan lewat tol secara operasional melalui tol Palimanan-Kanci Rp 11.500 dan Kanci-Pejagan Rp 24.000.

Untuk mudik Lebaran tahun ini, pemudik tak perlu keluar dulu di gerbang tol Brexit (Brebes Exit) untuk sampai ke Pemalang karena seksi III dan IV sudah beroperasi. Pada ruas Pejagan-Pemalang sepanjang 57,5 km, pemudik dikenakan biaya sekitar Rp 57.500 hingga ke Pemalang.

Di ruas tol Pemalang-Batang, jalur tol operasional yang bisa dilewati sepanjang 6 km dari Segmen Sewaka ke Pemalang. Dengan asumsi tarif Rp 1.100/km (berdasarkan PPJT), maka biaya yang dibutuhkan melewati ruas ini adalah Rp 6.600.
Lalu, dari Batang hingga ke Semarang, pemudik bisa melewati tol secara gratis karena masih dibuka secara fungsional. Setelah sampai di Semarang, pemudik bisa kembali melanjutkan perjalanan lewat tol hingga Salatiga secara operasional sepanjang 40,4 km dengan biaya Rp 40.400 (tarif Rp 1.000/km).

Setelah tol bisa dilewati secara operasional hingga Salatiga, pemudik masih bisa melanjutkan perjalanan hingga ke Solo lewat tol fungsional (gratis) dari Salatiga hingga Kartosuro. Setelah itu, pemudik bisa menuju Jawa Timur dengan melewati tol Solo-Ngawi yang sudah beroperasi sepanjang 90,42 km dengan biaya Rp 117.546 (tarif Rp 1.300/km).

Dari Ngawi, perjalanan lewat tol operasional bisa terus dilanjutkan hingga Nganjuk Wilangan sepanjang 49,51 km dengan biaya Rp 64.363 (tarif Rp 1.300/km). Dari Nganjuk Wilangan, perjalanan lewat tol dilanjutkan secara fungsional sepanjang 37 km sampai Kertosono.

Sebelum sampai di Surabaya, pemudik harus melewati dua ruas tol lagi yang kini sudah bisa dilewati penuh secara operasional, yakni Kertosono-Mojokerto 39,6 km dan Mojokerto-Surabaya 36,47 km. Biaya untuk kedua ruas tol tersebut masing-masing Rp 28.116 (Kertosono-Mojokerto) dan Rp 38.293 (Mojokerto-Surabaya).
Dengan demikian, total biaya transportasi lewat tol menggunakan kendaraan pribadi (golongan I) dari Jakarta hingga Surabaya diperkirakan mencapai Rp 388.427.

Berikut rincian tarif per perjalanannya:
Cikarang Utama-Palimanan      : Rp 109.500
Palimanan-Kanci                       : Rp 11.500
Kanci-Pejagan                           : Rp 24.000
Pejagan-Pemalang                     : Rp 57.500 (57,5 km)
Pemalang-Batang                      : Rp 6.600 (6,6 km)
Semarang-Solo                          : Rp 40.400 (40,4 km)
Solo-Ngawi                               : Rp 117.546 (90,42 km)
Ngawi-Kertosono                      : Rp 64.363 (49,51 km)
Kertosono-Mojokerto                : Rp 28.116 (39,6 km)
Mojokerto-Surabaya                 : Rp 38.293 (36,47 km)

#ekahope
#sayaindonesia

Share:

Deal Or No Deal



Berbicara karir politik selalu tidak terlepas dari yang  namanya uang, bahkan dalam  politik mungkin uang itu segalanya sehingga inilah potret politik kita. Politik uang yang dipertontonkan di tengah kehidupan  sebagian besar  masyarakat yang serba susah oleh  para aktor politik yang menghambur – hamburkan uang untuk menggapai ambisinya meraih kekuasaan dan tentunya memproleh kekayaan yang berlipat ganda . Berbanding terbalik dengan kehidupan rakyat yang  di irit – irit dengan penuh perhitungan agar bisa menjalankan kehidupannya. Hal ini semakin buruk dengan ditekannya  kebijakan pajak  oleh Pemerintah.
Mari  kita lihat kenapa itu bisa terjadi ?
Sistem yang dibangun dari partai politik demikian adanya, dimana tak ada fungsi lain partai  selain hanya fungsi kendaraan yang menghantarkan beberapa orang dengan kekuatan uang yang dimiliki untuk meraih kekuasaan  dan menghasilkan kekayaan disaat mencapai tujuan. Tidak ada program pemberdayaan masyarakat untuk memberikan edukasi mengenai politik atau bisa memberikan penghidupan. Yang ada hanya membagi – bagi uang guna pengerahan masa demi tujuan dan kepentingan dalam kurun waktu tertentu.
Penjaringan kader – kader partai untuk bertaruh dalam pemilihan legislatif pun belum ada sistem dimana kader – kader yang punya potensi  untuk di dukung penuh oleh partai. Jangan berharap jika penjaringan calon legislatif ini hanya untuk memberikan  keuntungan  sesaat dapat membuat kondisi politik kita baik dan bermanfaat untuk rakyat.
Bagaimana ada kader yang mumpuni untuk bersaing di panggung politik jika tak ada program terkait memberikan pendidikan  politik?
Bagaimana ada kader partai yang ingin turut serta jika sudah ada pos – pos uang yang harus dilewati? Bagaimana bisa ada ikatan emosional dan persamaan persepsi antara para Dewan dan Partainya kalau yang duduk di kursi Dewan itu bukan kader partai itu sendiri?
Dari pertanyaan – pertanyaan di atas dapat saya menjawab untuk perubahan – perubahan itu.
“ Jika Partai 100%  mendukung saya maka akan saya serahkan gaji saya 100% untuk partai”





Share:

Siapa Prabowo?



"Politik identik dengan kekuasaan", ada yang menarik bagi saya dari istilah itu di rezim ini. Saat ini kita tahu bahwa kekuatan politik di Indonesia ada dua kekuatan besar dengan figur ketokohannya yakni Joko Widodo  dan Prabowo Subianto. Joko Widodo yang seorang Presiden Republik Indonesia dan Prabowo yang seorang Ketua Umum Partai GERINDRA.
Jika dalam politik itu untuk merebut kekuasaan dan yang berkuasa saat ini adalah Jokowi, tentulah bidikan - bidikan itu harusnya tertuju pada penguasa dalam hal ini Jokowi dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) sebagai partai pemenang pemilu.
Kemenangan dan kekuasaan tentulah tidak serta merta begitu saja didapatkan, usaha untuk meraihnya, setelah itu menjalankannya dan bagaimana untuk mempertahankannya. Mempertahankan itu tentulah tidak mudah dalam menghadapi gempuran - gempuran dari lawan politik yang juga ingin merebut kemenangan dan kekuasaan, padahal Jokowi didukung oleh koalisi gemuknya.
Yang menarik adalah justru gempuran - gempuran  itu juga tertuju kepada Prabowo, yang jadi pertanyaan saya kenapa Prabowo yang dibidik? terkesan ada ketakutan yang sangat besar terhadap Prabowo dan Partai GERINDRA yang bukan partai pemenang. Dari fenomena ini saya menyimpulkan bahwa Prabowo memiliki nama serta pengaruh besar di Indonesia bahkan mungkin dunia.

#ekahope
#sayaindonesia
Share:

Informasi