Politik
itu ibarat pedas, makanan itu serasa nikmat jika ada pedasnya bagi penyuka pedas tapi untuk orang yang tidak
suka pedas adakalanya orang yang tidak suka atau tidak kuat pedas tetap saja
saat – saat tertentu ataupun untuk makanan – makanan tertentu ingin dinikmati
dengan ada pedas - pedasnya meskipun itu hanya sedikit.
Begitu
menarik cita rasa pedas itu, entah pedas dari cabe, merica dsb. Sehingga saya
pun berani mengibaratkan politik dengan pedas. Jadi bohong jika ada yang
mengatakan sama sekali tidak tertarik dengan politik bahkan anti. Saya pun
mengakui itu bahwa saya tetarik dan bahkan mungkin suka politik. Begitu kuatnya
daya tarik politik dalam kehidupan kita maka perlu kita untuk memperluas
wawasan tentang politik. Sebenarnya salahsatu peran partai politik adalah wadah
dimana kita untuk bisa mempelajari politik agar wawasan kepolitikan kita bisa
lebih baik dan hasil dari politik yang diterapkan bisa mencapai tujuan yang
baik untuk semua.
Sederhananya
tolak ukur perpolitikan di suatu negara dikatakan maju dan tidak, bisa dilihat
dari jumlah partai. Semisal di Amerika dengan kualitas sumber daya manusia yang
relatif maju hanya memiliki dua partai politik yakni Parti Demokrat dan partai
Republik. Dan di Indonesia menurut saya sejak Indonesia ini merdeka hingga saat
ini kita yang masih menata yang namanya rumah politik, ibarat rumah politik yang
masih butuh perabotan atau perlengkapan apa yang dibutuhkan dan masih lebih ke
uji coba. Di saat orde lama jumlah partai politik jumlahnya banyak dan di era
orde baru jumlah partai hanya tiga partai politik dan itu sebuah kemajuan
menurut saya jika tolak ukur yang diawal saya sampaikan tadi yakni jumlah
partai politik. Dan mungkin untuk sebagian orang perabotan atau perlengkapan
rumah yang ada masih dirasa tidak baik atau bagus sehingga di era reformasi
kembali lahir partai – partai politik yang
jumlahnya puluhan. Dengan berjalannya waktu serta dinamika perpolitikan yang
dilalui maka saat ini jumah partai politik yang ada berkurang jumlahnya bukan
lagi puluhan namun berkurang menjadi
belasan.
Saya
memprediksi dimana begitu luasnya dunia informasi yang dijangkau oleh
masyarakat serta pengalaman, harapannya wawasan perpolitikan bisa lebih baik
dengan diukur dari jumlah partai politik yang lebih sedikit jumlahnya di tahun
2018 ini, kedepannya akan terus menyusut
dan bisa jadi hanya tiga partai politik saja seperti di era orde baru. Semoga prediksi
saya ini yang terpenting adalah partai politik
yang diibaratkan perabot atau kelengkapan di dalam rumah politik membuat
penghuninya dalam hal ini rakyat bisa hidup nyaman dan menjadi tuan rumah di
rumah kita sendiri.
#ekahope
#sayaindonesia
0 komentar:
Posting Komentar